Berkah Al-Junaidiyah, “Buta” Tapi Mampu Hafal Qur’an 30 Juz dan Jadi Professor
Didirikan sejak tahun 1969 oleh Anregurutta KH. Junaid Sulaiman bersama KH. Huzaefah, berkah mondok di Pesantren Ma’had Hadits Biru (kini bernama Pesantren Modern Al-Junaidiyah Biru) terus dirasakan oleh seluruh alumni, salah satunya adalah Alimin.
Tumbuh sebagai petani dan pengembala, Alimin menceritakan bahwa ia bersama saudaranya memelihara ternak sapi, kambing, ayam, dan bebek sembari bertani dan bersekolah. Menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1983, pendidikan menengah pertama tahun 1986, Alimin tercatat sebagai alumni di Al-Junaidiyah Biru tahun 1989.
Kembara ilmu terus dilakukan Alimin, 1994/1995 ia menyelesaikan studi S1 Sastra Arab di Fakultas Adab UIN Alauddin Makassar, dan terus menapaki studi dengan menyelesaikan S2 dan S3 konsentrasi Tafsir Hadits di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berkah Al-Junaidiyah yang mengalir dalam tubuhnya, tak menyurutkan semangat Dr. Alimin, M.Ag untuk terus belajar. Meski diuji dengan keterbatasan fisik (kedua matanya buta), Alimin yang juga seorang hafidz, mampu menghafal al-Qur’an 30 Juz dan sekaligus bisa sampai pada puncak karir sebagai dosen dan meraih gelar Professor.
Kamis, 18 Januari 2024 lalu, Prof. Dr. Alimin, M.Ag. resmi dikukuhkan menjadi Guru Besar oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas di Gedung Pusat Kementerian Agama. Kisah yang sangat inspiratif, berkah al-Qur’an dan Al-Junaidiyah mengantar santrinya yang “buta” menjadi seorang Professor.