Pemikiran Pendidikan KH.Mahbud Junaidi
KH. Mahbud Junaidi adalah seorang ulama, pendidik, dan salah satu pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebuah organisasi kemahasiswaan yang berperan dalam pengembangan intelektual dan kaderisasi kepemimpinan bagi mahasiswa Islam di Indonesia. Sebagai seorang pemikir pendidikan, beliau menekankan pentingnya pendidikan berbasis nilai-nilai Islam yang kuat, tetapi tetap relevan dengan perkembangan zaman. Pemikirannya tentang pendidikan menekankan keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu umum sebagai fondasi dalam membangun masyarakat yang berakhlak dan berdaya saing.
Dalam pandangan KH. Mahbud Junaidi, pendidikan bukan hanya tentang mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan kepribadian peserta didik. Ia meyakini bahwa pendidikan harus melahirkan individu yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual agar mereka dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.
Pendidikan menurutnya harus berlandaskan pada ajaran Al-Qur’an dan Hadis. Ia percaya bahwa nilai-nilai Islam harus menjadi dasar dalam setiap aspek pembelajaran agar peserta didik tidak hanya memahami ilmu dunia, tetapi juga memiliki pemahaman yang kuat tentang agama dan moralitas.
KH. Mahbud Junaidi juga menekankan pentingnya akhlak dalam dunia pendidikan. Menurutnya, kecerdasan tanpa akhlak hanya akan menciptakan individu yang pandai tetapi tidak memiliki etika dan moral yang baik. Oleh karena itu, pendidikan yang ideal harus mampu menanamkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan kepedulian sosial.
Metode pendidikan yang dikembangkan oleh KH. Mahbud Junaidi menitikberatkan pada pembelajaran yang aktif dan partisipatif. Ia menolak metode pendidikan yang hanya berpusat pada hafalan tanpa pemahaman yang mendalam. Ia mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, berdiskusi, dan memahami ilmu dengan pendekatan yang lebih aplikatif.
Beliau juga melihat pentingnya keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu umum. Ia berpendapat bahwa umat Islam harus menguasai berbagai disiplin ilmu agar dapat berkontribusi dalam kemajuan peradaban. Oleh karena itu, ia mendukung pengembangan kurikulum yang tidak hanya menitikberatkan pada ilmu agama, tetapi juga mencakup ilmu sosial, sains, dan teknologi.
Pendidikan dalam pandangan KH. Mahbud Junaidi tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Ia meyakini bahwa lingkungan keluarga dan masyarakat memiliki peran besar dalam membentuk karakter seseorang. Oleh karena itu, ia mendorong adanya sinergi antara lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat dalam proses pembelajaran.
Sebagai seorang pendidik, KH. Mahbud Junaidi sangat menekankan peran guru dalam membimbing peserta didik. Ia berpendapat bahwa seorang guru bukan hanya seorang pengajar, tetapi juga seorang pendidik dan teladan. Guru harus memiliki akhlak yang baik, wawasan yang luas, dan metode pengajaran yang efektif agar dapat menginspirasi peserta didiknya.
Dalam pemikirannya, KH. Mahbud Junaidi juga melihat pentingnya pendidikan yang inklusif dan dapat diakses oleh semua kalangan. Ia menolak adanya diskriminasi dalam pendidikan dan mendorong agar setiap individu, baik dari kalangan mampu maupun kurang mampu, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
KH. Mahbud Junaidi meyakini bahwa pendidikan harus membekali peserta didik dengan keterampilan hidup yang nyata. Menurutnya, selain menguasai teori, peserta didik juga harus memiliki kemampuan praktis yang dapat mereka manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti keterampilan berwirausaha, komunikasi, dan kepemimpinan.
Sebagai salah satu pendiri PMII, KH. Mahbud Junaidi ingin memastikan bahwa mahasiswa Islam memiliki wadah untuk mengembangkan potensi mereka, baik dalam aspek keilmuan, kepemimpinan, maupun pergerakan sosial. Ia percaya bahwa mahasiswa harus menjadi agen perubahan yang berkontribusi dalam pembangunan bangsa, tanpa kehilangan identitas keislamannya.
Dalam konteks perkembangan zaman, KH. Mahbud Junaidi mendorong pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan. Ia percaya bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran jika digunakan dengan bijak dan tetap berlandaskan pada nilai-nilai Islam.
Sebagai seorang yang peduli terhadap kemajuan pendidikan, ia juga mengembangkan sistem pendidikan yang fleksibel dan adaptif. Menurutnya, sistem pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan zaman tanpa kehilangan esensi nilai-nilai Islam agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat.
KH. Mahbud Junaidi juga menekankan pentingnya pendidikan yang berbasis pada kecintaan terhadap tanah air. Ia mengajarkan bahwa menjadi Muslim yang baik juga berarti menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Beliau melihat bahwa pendidikan juga harus mengajarkan nilai-nilai kepemimpinan. Ia percaya bahwa peserta didik harus memiliki mental pemimpin yang dapat membawa perubahan positif di lingkungan mereka. Oleh karena itu, ia selalu mendorong pembelajaran yang membangun kepercayaan diri, keberanian, dan tanggung jawab.
Dalam konteks pendidikan pesantren, KH. Mahbud Junaidi berusaha mengembangkan metode pembelajaran yang lebih sistematis dan terstruktur. Ia menggabungkan metode tradisional seperti sorogan dan wetonan dengan metode modern yang lebih interaktif dan berbasis diskusi.
KH. Mahbud Junaidi juga percaya bahwa pendidikan adalah proses sepanjang hayat. Ia selalu mendorong para santri dan masyarakat untuk terus belajar dan berkembang, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ia menanamkan nilai bahwa belajar tidak berhenti setelah seseorang lulus dari lembaga pendidikan, tetapi harus terus dilakukan sepanjang hidup.
Pemikirannya tentang pendidikan telah memberikan inspirasi bagi banyak lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Ia membuktikan bahwa pendidikan Islam dapat berkembang dan bersaing dengan sistem pendidikan lainnya tanpa kehilangan nilai-nilai dasarnya.
Pemikiran pendidikan KH. Mahbud Junaidi menekankan keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu umum, pentingnya pembentukan karakter, serta peran pendidikan dalam membangun peradaban yang lebih baik. Ia percaya bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan individu, tetapi juga untuk membangun masyarakat yang berakhlak, mandiri, dan berdaya saing.
Sebagai salah satu pendiri PMII, ia juga berkontribusi dalam membangun generasi mahasiswa Islam yang kritis, berwawasan luas, dan siap menghadapi tantangan zaman. Dengan pendekatan yang inklusif, fleksibel, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, KH. Mahbud Junaidi telah memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan Islam. Pemikirannya akan terus menjadi inspirasi dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih berkualitas dan berorientasi pada nilai-nilai luhur Islam. Wallahu A’lam Bissawab