Pemikiran Pendidikan Anregurutta KH.Abdul Muin Yusuf

Pemikiran Pendidikan Anregurutta KH. Abdul Muin Yusuf

Anregurutta KH. Abdul Muin Yusuf adalah seorang ulama, pendidik, dan pelayan umat yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Sidrap. Beliau dikenal sebagai sosok yang alim, tawadhu, dan bijak, serta memiliki kecintaan yang mendalam terhadap kearifan lokal Bugis. Salah satu wujud dari kecintaan tersebut adalah karyanya dalam bidang tafsir Al-Qur’an yang menggunakan bahasa Bugis, sebuah bentuk dakwah yang sangat dekat dengan masyarakat setempat.

Sebagai seorang pendidik, KH. Abdul Muin Yusuf mendirikan Pondok Pesantren Al Urwatul Wusqa Benteng Sidrap, sebuah lembaga pendidikan Islam yang menjadi pusat pengkaderan ulama dan cendekiawan muslim di daerah tersebut. Pesantren ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membentuk santri agar memiliki akhlak yang mulia dan siap mengabdi kepada umat. Dengan kepemimpinannya, pesantren ini berkembang pesat dan menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang berpengaruh di Sulawesi Selatan.

Selain sebagai pendiri pesantren, KH. Abdul Muin Yusuf juga dikenal sebagai salah satu Muassis Nahdlatul Ulama (NU) di Sidrap. Beliau aktif dalam memperjuangkan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah dan berperan penting dalam membangun jaringan keulamaan yang kokoh di daerah tersebut. Peran beliau di NU tidak hanya terbatas pada Sidrap, tetapi juga meluas ke tingkat provinsi, di mana beliau pernah dipercaya sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan.

Dalam kapasitasnya sebagai Ketua MUI Sulawesi Selatan, KH. Abdul Muin Yusuf berperan aktif dalam membimbing umat Islam agar tetap berpegang teguh pada ajaran Islam yang moderat. Beliau selalu menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan umat, serta menghindari perpecahan dalam beragama. Dengan kebijaksanaannya, beliau mampu menjadi sosok yang dihormati oleh berbagai kalangan, baik di lingkungan pesantren maupun di tengah masyarakat luas.

Selain Ketua MUI, KH. Abdul Muin Yusuf juga pernah menjabat sebagai Kadi (hakim agama) di Sidrap. Di posisi ini, beliau dikenal dengan sebutan “Kali Sidenreng,” sebuah gelar yang menunjukkan kedudukannya sebagai tokoh keagamaan yang memiliki wewenang dalam menyelesaikan permasalahan hukum Islam di masyarakat. Sebagai seorang Kadi, beliau tidak hanya menjalankan tugasnya dalam menyelesaikan perkara hukum, tetapi juga menjadi pembimbing spiritual bagi masyarakat Sidrap.

Kealiman KH. Abdul Muin Yusuf tidak hanya tercermin dalam keputusannya sebagai Kadi, tetapi juga dalam metode pendidikannya di pesantren. Beliau selalu menekankan pentingnya ilmu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam mendidik santrinya, beliau mengajarkan bahwa ilmu harus diamalkan, bukan hanya sekadar dihafalkan. Oleh karena itu, para santri yang belajar di pesantrennya tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga diajarkan bagaimana cara mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Beliau juga memiliki perhatian besar terhadap pembelajaran Al-Qur’an. Salah satu warisannya yang sangat berharga adalah tafsir Al-Qur’an dalam bahasa Bugis. Melalui karya ini, KH. Abdul Muin Yusuf berusaha mendekatkan pemahaman Al-Qur’an kepada masyarakat Bugis yang masih banyak menggunakan bahasa daerah dalam kesehariannya. Tafsir ini menjadi salah satu bentuk dakwah kultural yang sangat efektif dalam menyebarkan ajaran Islam di kalangan masyarakat setempat.

Sebagai seorang ulama yang cinta terhadap budaya lokal, KH. Abdul Muin Yusuf selalu berusaha untuk mengharmoniskan ajaran Islam dengan kearifan lokal Bugis. Beliau meyakini bahwa Islam dan budaya tidak harus saling bertentangan, melainkan dapat berjalan seiring selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam. Sikap inilah yang membuatnya begitu dihormati oleh masyarakat Bugis, karena mampu menghadirkan Islam dalam wajah yang ramah dan membumi.

Dalam membina santri dan masyarakat, KH. Abdul Muin Yusuf selalu menekankan pentingnya akhlak. Baginya, ilmu yang tinggi tidak ada artinya jika tidak disertai dengan akhlak yang baik. Oleh karena itu, beliau selalu memberikan teladan dalam sikapnya yang rendah hati, sabar, dan penuh kasih sayang. Santri-santrinya mengenangnya sebagai sosok yang tidak hanya cerdas dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki kebijaksanaan dalam menyikapi berbagai persoalan.

Sebagai seorang ulama besar, KH. Abdul Muin Yusuf juga memiliki visi keislaman yang moderat. Beliau menolak segala bentuk ekstremisme dalam beragama dan selalu mendorong umat untuk berpegang pada jalan yang tengah. Sikap moderatnya ini membuatnya sering dijadikan rujukan dalam berbagai persoalan keagamaan yang terjadi di Sulawesi Selatan.

Selain fokus pada pendidikan dan dakwah, KH. Abdul Muin Yusuf juga aktif dalam kegiatan sosial. Beliau sering terlibat dalam berbagai inisiatif untuk membantu masyarakat, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi. Baginya, seorang ulama tidak hanya bertugas mengajar dan berdakwah, tetapi juga harus hadir dalam kehidupan masyarakat dan menjadi solusi bagi permasalahan yang mereka hadapi.

Ketekunan dan keikhlasan beliau dalam mendidik santri serta membimbing umat menjadikannya sebagai figur yang dihormati tidak hanya di Sidrap, tetapi juga di berbagai daerah lainnya di Sulawesi Selatan. Banyak ulama dan tokoh masyarakat yang mengakui bahwa peran KH. Abdul Muin Yusuf dalam pengembangan Islam di Sulawesi Selatan sangat besar dan memberikan dampak yang luas.

Hingga akhir hayatnya, beliau tetap aktif dalam kegiatan dakwah dan pendidikan. Bahkan, banyak santrinya yang kemudian menjadi ulama dan pemimpin di berbagai daerah, meneruskan perjuangan beliau dalam menyebarkan ilmu dan nilai-nilai Islam.

KH. Abdul Muin Yusuf bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seorang guru, pemimpin, dan teladan bagi banyak orang. Warisan keilmuannya terus dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Pesantren yang beliau dirikan tetap berkembang dan menjadi tempat bagi para santri untuk menimba ilmu agama dengan semangat keislaman yang kuat.

Keberhasilannya dalam mendidik dan membangun masyarakat menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang membentuk karakter dan memberikan teladan. KH. Abdul Muin Yusuf adalah contoh nyata bagaimana seorang ulama dapat memberikan kontribusi besar dalam membangun peradaban Islam yang berakar kuat pada ilmu, akhlak, dan kearifan lokal.

Pemikiran pendidikannya yang berbasis pada nilai-nilai Islam, disiplin ilmu, dan kearifan lokal Bugis menjadikannya sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah pendidikan Islam di Sulawesi Selatan. Warisannya tetap hidup dalam hati para santri, masyarakat, dan lembaga pendidikan yang ia bangun, menjadi sumber inspirasi bagi generasi berikutnya.

 

Wallahu A’lam Bissawab