Pemikiran Pendidikan Anregurutta Djunaid Sulaiman
Pemikiran Pendidikan Anregurutta KH.Djunaid Sulaiman
Anregurutta KH. Djunaid Sulaiman adalah seorang ulama Bugis terkemuka dari Sulawesi Selatan yang memiliki kontribusi besar dalam bidang pendidikan Islam. Beliau dikenal sebagai pendiri Pesantren Modern Al-Junaidiyah Biru, yang sebelumnya bernama Ma’had Hadits Biru Watampone. Keilmuan beliau yang luas serta dedikasinya dalam mencetak generasi yang berilmu menjadikannya sebagai salah satu tokoh pendidikan Islam yang dihormati.
Dalam metode pendidikannya, KH. Djunaid Sulaiman menekankan pendekatan klasik dengan menggunakan Kitab Kuning sebagai sumber utama pembelajaran. Santri diajarkan untuk memahami dan menghafal kitab-kitab fiqih, tafsir, dan tasawuf. Pendekatan ini bertujuan untuk membekali santri dengan pemahaman mendalam tentang ajaran Islam, sekaligus membangun karakter yang kuat dalam mengamalkan ilmu yang telah mereka pelajari.
Selain sebagai seorang pendidik, KH. Djunaid Sulaiman juga dikenal sebagai seorang sastrawan yang produktif dalam bahasa Arab. Karya-karya sastranya, seperti puisi berjudul al-Tazkirah dan Catatan Harian yang terdiri dari enam puluh ribu bait, menunjukkan kedalaman ilmu dan kecintaannya terhadap bahasa Arab. Kemampuan beliau dalam menciptakan karya sastra bahkan diakui oleh masyarakat Arab, di mana karya-karyanya dipajang di sekolah tempatnya menuntut ilmu di Mekkah. Keahlian beliau dalam bahasa Arab juga menjadi salah satu faktor utama dalam keberhasilannya membangun generasi santri yang fasih dalam memahami teks-teks keislaman.
Sebagai seorang hafidz, KH. Djunaid Sulaiman memiliki metode unik dalam menghafal Al-Qur’an. Salah satu cara yang beliau terapkan adalah dengan menulis ayat-ayat Al-Qur’an pada lembaran-lembaran buku sebelum pergi ke pasar. Selama perjalanan, beliau membaca dan mengulang ayat-ayat tersebut, dan setelah kembali dari pasar, beliau telah berhasil menghafalnya. Metode ini menunjukkan kecerdasan beliau dalam mengingat dan memahami teks suci Al-Qur’an dengan cara yang praktis namun efektif.
KH. Djunaid Sulaiman juga seorang ahli qira’at, yang memiliki pemahaman mendalam tentang berbagai ragam bacaan Al-Qur’an. Keahliannya dalam qira’at menjadi nilai tambah dalam metode pengajaran beliau kepada para santri, di mana mereka tidak hanya belajar membaca Al-Qur’an dengan benar, tetapi juga memahami makna dan hukum tajwidnya dengan mendalam.
Sebagai sosok yang memiliki keilmuan tinggi, beliau sangat menekankan pentingnya penguasaan bahasa Arab. Bahasa ini menjadi alat utama dalam memahami ajaran Islam secara mendalam. Di pesantrennya, beliau mendorong santri untuk berbicara dalam bahasa Arab agar terbiasa dengan struktur dan kosakata yang lebih kompleks.
Keberhasilan KH. Djunaid Sulaiman dalam mendidik santri tidak terlepas dari keteladanan yang beliau tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Beliau adalah sosok yang sederhana, rendah hati, dan selalu membimbing santrinya dengan kasih sayang. Kepribadian inilah yang membuat santri dan masyarakat luas begitu menghormati beliau.
Selain mengajarkan kitab-kitab klasik, beliau juga memberikan perhatian besar pada pemahaman akhlak dan adab dalam kehidupan sehari-hari. Santri-santrinya diajarkan bagaimana bersikap baik terhadap sesama, berbakti kepada orang tua, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.
KH. Djunaid Sulaiman juga memiliki pemahaman yang luas dalam bidang ilmu alat seperti nahwu dan sharaf. Ilmu ini menjadi dasar utama dalam memahami teks-teks keislaman dengan baik. Oleh karena itu, beliau menekankan pentingnya menguasai ilmu gramatika bahasa Arab kepada santri-santrinya.
Metode pengajaran beliau tidak hanya terfokus pada hafalan, tetapi juga pemahaman mendalam terhadap isi kitab. Santri-santrinya didorong untuk berpikir kritis dan memahami makna yang terkandung dalam setiap teks yang mereka pelajari.
Dalam dunia tasawuf, beliau juga dikenal sebagai seorang yang mendalami ilmu ini dengan sangat baik. Beliau menekankan pentingnya kebersihan hati, kesabaran, serta kesadaran akan hubungan manusia dengan Allah. Ini menjadi dasar bagi santri dalam menjalani kehidupan yang lebih bermakna.
Sebagai seorang ulama, KH. Djunaid Sulaiman juga memberikan perhatian besar terhadap masalah sosial. Beliau sering memberikan nasihat kepada masyarakat mengenai pentingnya pendidikan, kemandirian, serta menjauhi hal-hal yang dapat merusak moral dan aqidah umat Islam.
KH. Djunaid Sulaiman juga memiliki kemampuan luar biasa dalam memahami berbagai cabang ilmu Islam lainnya, seperti ilmu mantiq (logika) dan ilmu balaghah (seni bahasa). Ini menunjukkan betapa luas wawasan dan keilmuan yang dimiliki beliau.
Kecintaan beliau terhadap ilmu terlihat dari kebiasaannya membaca dan menulis. Beliau selalu meluangkan waktu untuk terus memperdalam ilmunya, baik melalui kajian maupun dengan menulis karya-karya ilmiah dan sastra.
Pesantren yang beliau dirikan tidak hanya menjadi pusat pendidikan Islam, tetapi juga menjadi tempat pembinaan akhlak dan karakter. Banyak alumni pesantrennya yang menjadi ulama, pendidik, serta pemimpin di berbagai bidang.
Metode pendidikan yang beliau terapkan tetap relevan hingga saat ini. Perpaduan antara ilmu agama, sastra, bahasa Arab, dan qira’at menjadikan pesantren beliau sebagai lembaga yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan Islam.
Melalui dedikasi dan metode pengajarannya, KH. Djunaid Sulaiman telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan. Warisan beliau terus menginspirasi banyak orang untuk terus menuntut ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Wallahu A’lam Bissawab