Kepergian Sang Rais Akbar

Kepergian Sang Rais Akbar

Kala sahur tiba di sunyi malam,

Ramadhan menyimpan duka kelam.

Tujuh hari berlalu dalam cahaya,

Lalu purnama redup di ufuk maya.

Dinihari sunyi, nafas pun lirih,

Langit bersaksi, tangis merintih.

Seorang abnauzzaman berpulang,

Ke haribaan-Nya, penuh terang.

Hadratus Syaikh, ulama pilihan,

Guru para kyai, penjaga iman.

Rijalul Hadits, pewaris nubuwah,

Menyuluh dunia dengan fatwa.

Dua tahun negeri ini berdiri,

Lalu engkau pergi, tak kembali.

Duka menjalar di bumi pertiwi,

Seluruh bangsa menangisi.

Bukan hanya pesantren bersedih,

Kaum Nahdliyyin pun merintih.

Pilar Islam kini telah tiada,

Namun cahaya takkan sirna.

Wahai Syekh, dalam doa kami,

Namamu abadi di sanubari.

Fatihah terlantun dalam haru,

Semoga engkau damai selalu.