Hidup Adalah Pilihan

Hidup Adalah Pilihan

Oleh:Zaenuddin Endy
Ketua Harian DPP RHMH Aljunaidiyah Biru Bone

Hidup selalu menempatkan kita di persimpangan. Setiap hari, setiap langkah, kita dihadapkan pada pilihan-pilihan, baik yang kecil maupun yang besar. Tidak ada manusia yang dapat menghindari kenyataan ini. Bahkan saat seseorang memilih untuk tidak memilih, ia sebenarnya sudah membuat sebuah pilihan.

Sejak lahir, kita tidak memiliki kuasa untuk memilih dari mana kita berasal, siapa orang tua kita, atau dalam keadaan seperti apa kita terlahir. Namun, setelah kita tumbuh dan memahami kehidupan, kita diberi kebebasan untuk menentukan ke mana kita akan melangkah. Kita bisa memilih menjadi pribadi yang kuat atau membiarkan diri terombang-ambing oleh keadaan.

Allah telah memberikan manusia akal dan hati sebagai panduan dalam menentukan jalan hidupnya. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

                                                                                                                                                                                                                                  وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan).” (QS. Al-Balad: 10)

Ayat ini menunjukkan bahwa manusia selalu dihadapkan pada dua pilihan: jalan yang baik dan jalan yang buruk. Tidak ada di antara keduanya yang bersifat netral. Maka, menunda atau menghindari pilihan hanya akan membuat seseorang terombang-ambing tanpa arah.

Ketika seseorang tidak memiliki pendirian yang kuat, ia akan mudah terbawa oleh arus kehidupan. Kadang mengikuti orang lain karena takut berbeda, kadang berubah-ubah pendapat hanya karena ingin diterima. Padahal, seseorang yang ingin dihargai harus terlebih dahulu menghargai dirinya sendiri, termasuk dalam menentukan sikap dan keputusan.

Gus Dur pernah berkata, “Anda harus simpel, kalau orang menjauhi kita, kita jauhkan diri kita juga. Kalau orang nggak suka kita, nggak perlu kita tunjukkan muka, pergilah ke tempat di mana kita dihargai, kita berhak memilih jalan hidup sendiri.” Pernyataan ini mengajarkan kita bahwa hidup bukan tentang memaksakan diri untuk diterima oleh semua orang, tetapi tentang menemukan tempat di mana kita bisa tumbuh dan dihargai.

Banyak orang ragu dalam mengambil keputusan karena takut akan konsekuensi. Namun, ketakutan ini tidak akan mengubah fakta bahwa keputusan tetap harus diambil. Hidup bukanlah tentang menunggu segala sesuatu menjadi sempurna, melainkan tentang bagaimana kita berani melangkah meskipun ada ketidakpastian di depan.

Ketegasan dalam memilih jalan hidup juga akan menghindarkan kita dari penyesalan. Seseorang yang terus-menerus ragu atau selalu mengikuti keinginan orang lain sering kali akan merasa hampa di kemudian hari. Sebab, hidup yang dijalani bukan lagi miliknya, melainkan bayangan dari harapan orang lain.

Dalam Islam, keberanian dalam menentukan sikap sangat ditekankan. Rasulullah saw bersabda:

                                                                 لَا يَكُنْ أَحَدُكُمْ إِمَّعَةً، يَقُولُ: إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنْتُ، وَإِنْ أَسَاءُوا أَسَأْتُ، وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا، وَإِنْ أَسَاءُوا فَلَا تَظْلِمُوا
“Janganlah salah seorang di antara kalian menjadi orang yang tidak punya pendirian, yang berkata: ‘Jika orang-orang berbuat baik, aku pun berbuat baik, dan jika mereka berbuat buruk, aku pun berbuat buruk.’ Tetapi kuatkanlah diri kalian, jika orang berbuat baik, berbuat baiklah, dan jika mereka berbuat buruk, janganlah kalian berbuat zalim.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini mengajarkan kita untuk tidak hanya menjadi pengikut tanpa pendirian. Keputusan yang kita ambil harus berdasarkan prinsip dan nilai yang kita yakini, bukan sekadar mengikuti mayoritas atau takut berbeda.

Namun, memilih jalan hidup bukan berarti bersikap keras kepala atau menutup diri dari kritik. Ada perbedaan antara memiliki pendirian dan bersikap sombong. Pendirian yang kuat tetap terbuka terhadap masukan, sedangkan kesombongan menutup diri dari segala kemungkinan perbaikan.

Kita juga harus siap menerima konsekuensi dari pilihan yang kita buat. Tidak semua orang akan setuju dengan keputusan kita, dan itu adalah hal yang wajar. Yang penting adalah kita tetap berjalan di jalur yang kita yakini benar, bukan karena ingin menyenangkan semua orang.

Hiidup memang bukan tentang memilih jalan yang paling mudah, tetapi tentang memilih jalan yang paling benar menurut hati dan akal kita. Tidak semua pilihan membawa kenyamanan, tapi pilihan yang tepat akan membawa ketenangan.

Jika hidup adalah pilihan, mengapa tidak memilih untuk menjadi diri sendiri. Bukankah menjalani hidup sebagai orang lain hanya akan membuat kita lelah.

Wallahu A’lam Bissawab